PACITAN, – “Bismillah”; “Salam Literasi Sejarah”; “Pacitan Kota Mistik”. “Situs Senggot / Tampat untuk Ambil Air”. Di perkirakan terjadi pada Abad ke-13 hingga ke-14 Masehi, saat Kerajaan Wiranti yang ibukotanya berada di “Kalak”; Donorojo/ Pacitan, mengalami kesulitan dalam stok air bersih untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dengan perjuangan gigih dari Raja Wiranti, R.Prawiro Yudho/R.Panji/Pangeran Kalak, beserta rakyatnya, mereka menciptakan sebuah peralatan sederhana menggunakan “Mancung pohon Kelapa” yang banyak tumbuh di wilayah kerajaan Wiranti.
Peralatan ini memiliki desain yang baik, indah, dan awet, digunakan oleh rakyat untuk mengambil air bersih dari sumber mata air yang jauh dari tempat tinggal mereka. Peralatan ini berfungsi sebagai ember yang dapat dipikul dari sumber air yang sangat jauh hingga ke rumah-rumah yang membutuhkannya. Peralatan ini menjadi bukti sejarah bahwa pada masa itu telah ada teknologi tepat guna yang memanfaatkan potensi alam yang melimpah untuk memudahkan kehidupan rakyat.
Namun, peralatan ini kini telah tergantikan oleh alat modern seperti tangki air, ember, jerigen plastik, dan sebagainya. Peralatan ini menjadi bukti bahwa pada zaman tersebut telah ada teknologi dan peradaban yang tinggi.
Peralatan ini kini diabadikan di Museum “Song Terus”, Wareng/Punung (Pacitan). (M Taufan)