PACITAN, – Menjelang Bulan Suci Ramadhan masyarakat lingkungan Kampung Baru Dusun Suruhan, Desa Sirnoboyo, Kec. Pacitan Kab. Pacitan Prov. Jawa Timur adakan kegiatan tradisi megengan menjelang bulan yang penuh barokah yaitu Bulan Suci Ramadhan, acara ini dihadiri oleh warga lingkungan setempat pada Rabu, 06 Maret 2024 di Rumah Mbah Karto Kisut yang merupakan salah satu dari warga lingkungan tersebut.
Bulan Ramadhan sebagai bulan mulia di antara bulan-bulan lain. Kedatangannya membawa rahmat dari Allah Swt untuk semua orang beriman. Kabar keberuntungan banyak tersedia di bulan ini. Kasih sayang Allah melimpah ruah dan tercurah untuk orang Islam. Pahala berlipat ganda dan bonus kebaikan tidak terhingga banyaknya. Iklan menarik senantiasa tayang memotivasi umat agar tidak ketinggalan dalam meraih kebahagiaan dunia akhirat. Begitu hebatnya kemuliaan bulan ini sampai Nabi menjulukinya “Syahrun ‘Adziim”, bulan yang agung.
Umat Islam patut bergembira atas datangnya bulan ini. Semua level umat berharap belaian kasih Ramadhan. Orang taat berharap datangnya Ramadhan bisa meningkatkan ketaatannya. Bagi yang bermaksiat mengharap tetesan ampunan sehingga bisa membawa perubahan hidup. Semakin tinggi levelnya malah semakin kuat rindunya untuk bertemu Ramadhan. Dengan demikian wajar jika umat Islam menampakkan kegembiraannya menyambut kedatangan Ramadhan.
Megengan salah satu tradisi umat Islam di Tanah Jawa umumnya dan di Jawa Timur khususnya dalam menampakkan kegembiraan ketika menyambut Ramadhan. Daerah lain juga ada dengan nuansa yang sama hanya cara dan sebutannya berbeda. Kalimantan menyebut mamagang. Mungguhan dari Sunda. Nyorog dari Betawi. Balimau dari masyarakat Padang. Jalur pacu dari Riau. Meugang dari Serambi Makkah Aceh. Dugderan atau Dandangan dari Jawa Tengah. Mungkin di setiap daerah ada cara dan sebutannya tersendiri.
“Perayaan megengan adalah tradisi umat Islam Jawa Timur dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan”. Kata megengan dari kata megeng yang artinya menahan. Hubungannya dengan Ramadhan terkait ibadah puasa yang arti puasa itu sendiri imsak atau menahan. Perayaan megengan digelar pada minggu terakhir bulan Sya’ban. Tradisi ini turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu. Sehingga, ada dugaan kuat kalau tradisi ini pencetusnya adalah Sunan Kalijaga. Alasannya banyak pendapat mengatakan kreasi-kreasi yang bernuansa perpaduan ajaran Islam dan adat Jawa dari pemikiran Sunan Kalijaga.
Dalam adat Jawa sering menyelenggarakan selamatan. Orang Jawa mengadakan selamatan ketika mendapatkan sesuatu kegembiraan atau berharap untuk mendapatkan kegembiraan. Gembira menyambut tibanya bulan suci mereka juga selamatan. Pelaksanaannya bisa di Masjid, di Surau ataupun di rumah. Umat Islam berkumpul di suatu tempat dalam suasana gembira sambil berdo’a mengharap keselamatan dan bimbingan dari Gusti Allah.
Harapan supaya umat Islam mendapat bimbingan sehingga mudah dan lapang menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Acaranya dzikir bersama, membaca tahlil untuk para leluhur, istighasah dan istighfar bersama. Selanjutnya selamatan, makan bersama dengan makanan berupa berkat yang disajikan. Sebelumnya masyarakat ziarah ke makam kerabat masing-masing untuk mendo’akan agar para almarhum mendapat ampunan Allah SWT.
Rasa gembira dalam diri seseorang mahal harganya. Perasaan gembira banyak pengaruhnya bagi kesehatan fisik dan mental. Orang periang biasanya lebih sehat daripada orang pemurung. Orang pemurung sering tertimpa penyakit. Begitu juga kegembiraan berdampak terhadap kesuksesan dalam meraih prestasi kerja. Orang yang selalu gembira kebanyakannya lebih sukses bidang usaha dibandingkan orang yang selalu sedih.
Gembira menyambut kedatangan Ramadhan merupakan sikap batin yang siap menerima kebaikan. Bagaimanpun cara dan ekspresinya, sangat penting pula memanfaatkan moment kesempatan bertemu Ramadhan dengan sajian ibadah wajib dan sunnah. Memaksimalkan jiwa raga selalu gembira melaksanakan kewajiban dan gembira dapat menghindari larangan. “Semoga dengan cara ini Allah mengharamkan jasad kita tersentuh api neraka”.