Tetangga Kurang Kerjaan, Usik Hidup Orang Lain: Memang Sudah Kelewatan

PACITAN, – Masyarakat kita sering kali dihadapkan pada fenomena tetangga yang suka ikut campur urusan orang lain. Mereka biasanya memiliki banyak waktu luang dan lebih suka menghabiskannya dengan membicarakan kehidupan orang lain, daripada memperbaiki kehidupan mereka sendiri.

Istilah “lambe turah” sering digunakan untuk menggambarkan tetangga semacam ini. Mereka sering kali mengkritik dan mengganggu kehidupan orang lain, baik yang mereka anggap lebih rendah atau lebih tinggi daripada mereka. Sikap ini tentunya sangat meresahkan dan kadang-kadang bisa mengganggu keharmonisan lingkungan.

Salah satu warga yang kerap mengamati fenomena ghibah ini menyayangkan sikap tersebut. Menurutnya, sangat disayangkan jika ada orang yang rajin beribadah tetapi masih memiliki “penyakit hati” seperti suka mengganggu kehidupan orang lain.

Sebagai masyarakat, kita harus sadar bahwa setiap orang memiliki hak untuk menjalani hidupnya sendiri tanpa gangguan dari orang lain. Kita harus saling menghargai dan menghormati privasi satu sama lain. Jika kita melihat atau mengetahui ada tetangga yang suka mengganggu kehidupan orang lain, sebaiknya kita mengingatkan mereka untuk berhenti.

Tidak ada yang salah dengan peduli terhadap tetangga dan lingkungan sekitar kita. Namun, ada batasan yang harus dihormati. Kita harus belajar untuk tidak ikut campur dalam urusan pribadi orang lain, kecuali jika mereka meminta bantuan atau nasihat kita.

Mari kita jadikan lingkungan kita sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk semua orang. Mari kita saling menghargai dan menghormati satu sama lain, dan menjauhkan diri dari sikap yang bisa merusak keharmonisan lingkungan.