Tradisi Megengan atau Memule Tetap Lestari di Dusun Karang Talun, Desa Gedompol

PACITAN, – Donorojo, Tradisi megengan atau sering disebut MEMULE tetap berlangsung, tidak hanya diikuti oleh masyarakat Donorojo dan sekitarnya, tetapi juga oleh mereka yang turun temurun melaksanakan tradisi megengan atau MEMULE. Tradisi ini khusus dilakukan oleh seseorang yang merupakan penjaga pusaka wayang beber, di  Dusun Karangtalun, Desa Gedompol, Kecamatan Donorojo, merupakan tempat di mana tradisi ini masih terus dijalankan.

Wayang beber Pacitan, selain dianggap sebagai piranti (srana) yang bersifat sakral, juga dipandang oleh masyarakat sebagai sesuatu yang dapat melindungi atau memberikan perlindungan dari gangguan apa pun. Wayang beber Pacitan, dalam konteks dusun Karangtalun, Desa Gedompol, bahkan dianggap sebagai punden yang diyakini dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat setempat.

Wayang beber tersebut, yang dikenal sebagai PUNDEN TAWANG ALUN, dianggap sebagai sesuatu yang dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat dusun Karangtalun, Desa Gedompol.

Tradisi memule, yang dipraktikkan dalam rangka memperingati atau berterima kasih kepada PUNDEN TAWANG ALUN yang diyakini telah memberikan berbagai keberkahan dan perlindungan kepada masyarakat, menjadi bagian penting dari warisan budaya. Bahkan, jalan menuju rumah penyimpanan pusaka wayang beber diberi nama Jalan Tawang Alun.

Menurut Ki Mangun, Sabtu (2/3/24)  tradisi memule merupakan cara untuk merayakan dan bersyukur kepada PUNDEN TAWANG ALUN yang telah memberikan berbagai keberkahan dan kebaikan kepada penduduk di dusun tersebut. (Tri H)